Selasa, 08 September 2020

Refleksi Asrama PPG SM-3T UNIMED 2018 Angkatan VI

                                                BELAJAR JADI “ORANG” LEWAT ASRAMA 


(Hendri Kus Fendi) 


        Gak pernah nyangka dan mimpi saya bakal terlempar jauh di ujung barat Indonesia, Medan. Kebayang bakal susah hidup di asramakan, kendala bahasa, kendala makan, dan sebagainya tapi bismillah niat awal saya mulia jadi pendidik yang profesional lewat PPG SM-3T. Saya berangkat bersama tiga kawan dari Jakarta, FYI anak-anak elektro LPTK UNJ, UM, UNP, dan UNM di plot ke Unimed sebagai tuan rumah. Singkat cerita sampailah di Medan, saya udah bayangin nanti hidup disini bakal penuh dengan teriakan, setidaknya itu gambaran saya tentang orang-orang medan yang ada di TV. 

        Sampailah saya di asrama, setelah ngurus ini itu akhirnya saya bisa tempati kamar asrama Unimed di blok C. Di Unimed ada tiga blok: A, B, dan C. Benar saja awal-awal di asrama saya merasa kaya orang cupu, masih menyesuaikan bahasa sini dan banyak diamnya, orang asli sini bicaranya macam orang setengah marah, tak terkecuali perempuan tapi lama-lama saya ngerti inilah budaya. Saya yang terlahir di jawa dari SD sampai Kuliah merasakan betul keanekaragaman mulai pola pikir, bahasa, dan budaya. Inget banget saya pas rapat blok C, malah pada ribut menjurus berantem, duh Gusti apa-apaan ini calon guru profesional. 

        Sudah hampir satu semester hidup diasrama, saya bersyukur banget ternyata orang Medan (Sumut) itu baik-baik, kocak, kadang ada yang konyol juga, 180 derajat udah kebalik sama gambaran diawal. Tat Twam ASI yang dicanangkan ibu asrama terasa juga sampai ubun-ubun, “aku adalah kamu, dan kamu adalah aku”. Rasa peduli dan berbagi kawan kawan calon guru yang besar walupun beda suku, agama, budaya membuatku mulai suka tempat ini, terlebih banyak kawan yg bisa berbahasa jawa. Workhshop tiap Senin-Jumat dari jam 08.00-17.30 WIB pun kadang gak begitu terasa membosankan.Teman kelas elektro beragam dan lintas pulau, tapi saya nyaman karena kompak dan solid. Tuntutan jadi guru profesional yang harus menguasai empat kompetensi guru yakni pedagogik, sosial, kepribadian, dan profesional lambat laun mulai saya nikmati. Semoga semua lulus UTN tahap pertama ya fren, Aamiin. 

Saya bersyukur dapat pembelajaran baru tentang kehidupan di asrama, hidup yang berpola, disiplin, tanggung jawab tugas-tugas dan selalu menjaga kesehatan lewat joging pagi walau harus dipaksa. Tentang satu hal yang harus ada, Toleransi itu penting untuk jadi “Seseorang” yang baru.

0 komentar:

Posting Komentar